09 August, 2008

Belajar dari apa dan siapapun..............


Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
  • Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
  • Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
  • Penyebab sub-budaya ("subcultural"), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
  • Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
  • Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Namun yang paling utama penyebab kemiskinan adalah faktor kemampuan berfikir, kemampuan mengikuti perubahan jaman yang semua itu berujung pada pendidikan. Jadi kalau tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat rendah, sudah dapat dipastikan bahwa mereka akan miskin.

Pendidikan (belajar) .......
Istilah pendidikan disini menurut saya bukan hanya SD, SMP, SMA atau Perguruan Tinggi (Formal) tapi juga non formal (belajar kepada seseorang, pengalaman, baca buku, baca koran dan lain-lain diluar pendiodikan formal).

Banyak sekali orang-orang yang sukses meninggalkan kemiskinan dengan hanya mengandalkan pengalaman misalnya Sopir, Pemulung, Pengrajin Rumahan (Tukang Ukir Kayu, Pengrajin kulit, Pelukis) dll. 
Mereka memperoleh keahlian (ilmu) dari pengalaman (otodidak) dan turun tumurun. Ada yang sekolah formal tapi tidak sampai lulus.

Jadi bagi anda yang masih berada dibawah garis kemiskinan dan tidak memiliki lulusan sekolah formal, jangan sampai ada istilah putus asa dalam menjalani hidup ini. Belajarlah kepada lingkungan anda atau siapapun. Pasti suatu saat nanti anda akan menemukan jalan untuk menuju hidup yang lebih baik. Sesuatu itu apabila ditekuni dan telateni pasti akan mendapatkan hasilnya. Kata kunci dari ini semua adalah kemampuan kita untuk belajar dari apa dan siapapun.

Tahukah anda .............
Tukul Arwana sukses besar dalam hidupnya diawali dengan membaca.
Kunci sukses seorang pelawak menghibur orang dan mudah menciptakan ungkapan baru yang membuat orang terkesan dan tertawa adalah pelawak harus gemar membaca, kata pelawak lagi naik daun, Tukul Arwana, di Semarang.
Menurut dia budaya membaca akan menambah wawasan seseorang, sehingga seorang pelawak mudah menemukan ungkapan lucu yang lebih variatif dan tidak monoton.

“Buku merupakan jendela ilmu pengetahuan yang bisa membuka cakrawala seseorang dan lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi kita,” katanya.

Di samping itu, lanjut dia, pihaknya tidak segan menimba ilmu yang positif dari orang lain sehingga ungkapan menarik dan lucu yang menghibur bisa diterapkan meskipun mengadopsi pihak lain.

Pada era sekarang, katanya, yang ditandai dengan iklim persaingan ketat, menuntut pelawak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya dengan membaca, sehingga kemajuan informasi dan komunikasi dapat dikuasai lebih dulu. “Semangat pantang mundur dan optimisme tinggi menjadi modal utama meraih kesuksesan,” katanya.






No comments: